Langsung ke konten utama

Wakaferse: Aloe Vera di Dusun Sojomerto Kidul

 

Wichan

Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Social Development, dan Dakwah. Merupakan pilar-pilar program Dompet Dhuafa yang sudah berjalan sampai saat ini. Tidak sedikit muzaki dan mustahik yang terlibat, stakeholder lain pun ikut ambil peran dalam setiap perjalanan Dompet Dhuafa.

Dusun Sojomerto Kidul, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Kampung yang sejuk dan asri ini memiliki penduduk dengan mata pencaharian sebagai pembibit, iya, berbagai jenis pembibitan, dan papaya menjadi komoditi di sana. Melimpah ruah hingga harganya pun tidak terlalu tinggi. Pada musim kemarau seperti saat ini, mata pencaharian masyarakat setempat sangat berpengaruh, berkurangnya debit air tanah menjadikan bisnis pembibitan mengalami kemerosotan, banyak bibit yang tidak berhasil.

Untuk mengatasi hal ini, Dompet Dhuafa bersama program wakafnya membentuk satu local hero dari Dusun Sojomerto Kidul. Local hero adalah penduduk setempat yang dijadikan sebagai contoh atau panutan yang memberikan dedikasi ke masyaraakt melalui peraturan dan pendampingan dari Dompet Dhuafa.

Program wakaf di Salaman ini adalah tanah sebesar 600 meter persegi yang dijadikan sebagai lahan yang ditanami aloe vera atau kita kenal dengan lidah buaya. Kenapa lidah buaya? Karena lidah buaya adalah salah satu tanaman yang tidak sulit perawatannya, tidak butuh air terlalu banyak, dan manfaat lidah buaya itu banyak sekali. Contohnya yang sudah berhasil ada di Gunung Kidul, tepatnya daerah Nglipar, Aloe Vera di sana sungguhlah bagus sekali hasilnya.

local hero
Bapak Imam Sudrajad - Local Hero (dok. pribadi)

Bapak Imam Sudrajad, local hero yang menjadi petani aloe vera di Salaman. Beliau mengolah lahan wakaf seluas 600 meter persegi yang ditanami aloe vera. Pada musim kemarau seperti sekarang, aloe vera cocok di tanah yang agak tandus, tetap butuh penyiraman, namun tidak sebanyak jenis tanaman lainnya. Lidah buaya jika kekurangan air juga akan rusak, namun jika itu terjadi, mudah sekali penyembuhannya, hanya cukupkan saja asupan airnya, karena jika kebanyakan air, dia juga akan rusak.

Aloe vera bisa dipanen setelah berusia 7 bulan, pelepahnya sudah besar-besar, bisa mencapai berat sekitar 800 gram per pelepah. Sebanyak 700 bibit aloe vera ditanam di atas lahan tersebut, saat berkunjung, usia penanaman baru dua minggu.

Jika berkaca pada budidaya aloe vera di Nglipar, maka setiap meter akan menghasilkan 3kg pelepah saat panen nanti. Kemudian bagaimana selanjutnya jika sudah panen?

Nah, aloe vera yang ditanam ini jenis yang bisa digunakan untuk produk kosmetik dan produk makanan juga minuman. Dari luas lahan 600 meter persegi ini diharapkan mencapai target panen sebesar 1 ton pelepah. Contohnya produk ini, harganya hanya Rp 10.000.-

aloe vera
Produk minuman dari aloe vera (dok. pribadi)

Dalam program wakaf ini, penghasilan yang nanti didapatkan oleh petani akan dibagi dua dengan besaran 60% untuk petani, dan 40% kembali ke Dompet Dhuafa untuk pengembangan kelompok tani baru. Kelompok tani ini adalah masyarakat sekitar juga yang dibuat kelompok terdiri dari beberapa orang, kemudian akan diberikan modal sebanyak 50 bibit per orang. Jika penanamannya berhasil, yang ditandai dengan dapat dipanennya dalam kurun waktu 7 bulan, maka hasilnya akan dijual ke pengepul.

Lalu di mana lahannya untuk para kelompok tani baru? Karena masih masa percobaan, maka mereka akan memulainya di pekarangan rumah masing-masing. Jika panen pertama berhasil maka akan berlanjut terus, tetapi jika gagal, maka akan dilakukan evaluasi, di mana kesalahan atau kekurangannya yang menyebabkan gagal panen.

aloe vera
Aloe vera penanaman usia 2 minggu (dok. pribadi)


Budidaya Aloe Vera ini terlihat cukup menjanjikan, apalagi bagi masyarakat di wilayah yang kondisi tanahnya tidak mengandung banyak air. Semoga semakin banyak local hero yang terbentuk di seluruh Indonesia, kalau kamu ingin bisa berkontribusi melalui wakaf, bisa langsung ke Dompet Dhuafa terdekat untuk tahu informasi lebih lanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sikap Teladan dari Perjalanan Karier Politik Mahfud MD

Mahfud MD (dok. Google) Melihat berita yang sedang hangat beberapa waktu ini, santer sekali nama Mahfud MD dikumandangkan. Bukan baru namanya aku dengar, beliau cukup hits di kalangan anak muda. Beberapa kali melihat tayangan pria kelahiran Sampang 13 Mei 1957 ini diwawancara atau mengisi sebuah acara, selalu kagum dengan caranya menyampaikan pesan. Beliau ini jujur dan berani dalam mengungkapkan atau membongkar kasus. Seru sekali, seperti sedang menonton film-film detektif. Tahun 2023, sebentar lagi menuju akhir tahun dan kita akan bertemu dengan 2024. Tahun di mana akan ada pesta rakyat terbesar, iya, pemilihan umum pemimpin negara. Hiruk-pikuknya sudah begitu terasa saat ini. Sejujurnya masih entah soal para bakal calon, masih belum bisa dipastikan siapa saja yang akan maju. Tapi satu yang pasti, hak suara harus tetap digunakan, cuma satu, tapi berarti besar. Salah satu bakal calon sudah diumumkan, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Siapa yang enggak tahu mereka? Sudah seperti

Begini Liburan yang Menakjubkan dan Nyaman

Enggak terasa kayaknya tahun baru 2017 baru kemarin, eh, sekarang sudah menjelang liburan akhir tahun, ya. Temans mau ke mana saja, nih? Sudah rencana liburan ke suatu tempat? Atau mau di rumah saja dan mengunjungi lokasi terdekat? Tapi pasti sudah banyak yang persiapan ke luar kota atau ke luar negeri. Kalau aku, sih, masih pilih liburan di dalam negeri saja, punya passport sudah dua tahun dan masih bersih. Hmmm. Bebas, ya, mau liburan di mana saja dan ke mana saja asalkan sama kamu, iya kamu. Uwuwuw.

Perempuan Tangguh untuk Asian Games 2018

Difotoin: Utie Adnu "Terserah kamu, deh, lakukan saja yang kamu mau. Hidup kamu, kan, kamu yang jalanin dan rasakan semuanya." "Iya, sih, tapi, kan, enggak semua orang..." "Udah, ya, selesai. Cukup, aku enggak mau tahu lagi, ini yang terakhir aku ingatkan kamu."