Langsung ke konten utama

Obesitas dan Gangguan Penglihatan, PTM yang Perlu Diwaspadai

Obesitas
(Ki-ka): Moderator Kasubdit Gangguan Indra dan Fungsional Dit. P2PTM dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp. KJ - Moderator, dr. M. Siddik, SpM dari Perdami, dan Yudhi Adrianto, S.GzRD dari Persagi

Obesitas dan gangguan penglihatan. Dua dari banyak PTM yang banyak banget penderitanya. Kalau bahas keduanya, akan dekat sekali ke para pekerja yang lebih banyak duduk di depan komputer. Sedikit kegiatan fisik dan sebagian besar waktu bekerja harus menatap layar komputer dan juga ponsel.

Penyakit tidak menular itu sebenarnya bahaya, karena dia datang dari pola hidup kita. Gangguan penglihatan dan obesitas contohnya. Keduanya berpengaruh, lho sama perkembangan teknologi. Kalau obesitas dari segala layanan yang sekarang bisa online, kalau gangguan penglihatan dari lamanya kita terjebak dalam serunya teknologi berupa gawai.

Perkembangan teknologi berperan banget dalam hidup manusia, efeknya bagus atau enggak?
Ya, tergantung bagaimana menggunakannya.
Teknologi semacam peralatan olahraga, ini masuk ke perkembangan teknologi yang bikin sehat kalau dipakai. Teknologi semacam food delivery, ini efisien, tapi kita jadi kurang gerak. Tinggal tunggu makanan datang sambil duduk. Jangan salahkan teknologi juga, karena sebenarnya kita bisa mengatasinya, oh, bukan, lebih tepatnya menyeimbangkan antara kegiatan kita menggunakan teknologi dan kegiatan kita untuk meminimalisir dampak buruk dari teknologi.

Biar enggak obesitas, apa yang masuk ke dalam tubuh, harus keluar sama banyak atau justru lebih banyak. Banyak aktifitas fisik, yang paling mudah itu perbanyak jalan kaki kalau bepergian. Jaga lingkungan supaya tetap bersih, efeknya ke kualitas udara yang bersih.

Obesitas akut akan menyebabkan sesak dan kelainan susunan tulang. Obesitas dalam jangka pendek menyebabkan gangguan fungsi hati, gangguan psicosocial, dan timbul faktor risiko penyakit jantung. Sedangkan, obesitas dalam jangka panjang menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan mungkin menetap sampai dewasa. Hmmm, ayo Ges aktifitas fisik, Ges. Biar punya berat badan ideal, dan kalau ditanya kenapa berat badan harus ideal? Jawabannya, ya biar gampang cari baju. Hahaha.

Asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita itu banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Misalnya, ekonomi, budaya, kebiasaan, juga lingkungan. Coba, deh, dicek kamu terpengaruh oleh apa?

Asupan garam dan gula kita setiap harinya harus dikontrol, garam itu maksimal sehari 5 gram atau satu sendok teh. Hu hu hu, ingat-ingat makan apa saja setiap harinya, dan padahal makanan gurih itu enaaa. Konsumsi lemak kita perhari gak sampai 100 gram, Ges. Tapi nasi padang dan gorengan itu surga dunia. Hahaha.

Terus gimana? Enggak boleh makan itu dong?
Hmmm, bukan enggak boleh, tapi atur pola makan kita dengan 3J.
Jumlahnya jangan berlebihan, makan secukupnya. Jangan mentang-mentang masih kuat makan, jadi nambah terus. Lupa kalau sudah habis gorengan 10 biji.
Jenisnya jangan itu-itu saja. Boleh makan junk food, tapi sesekali saja, ganti terus lauknya, lagian biar enggak bosan juga lah, ya. Makanan itu harus banget ganti-ganti, yang gak boleh ganti-ganti itu pasangan.
Jadwalnya jangan berdekatan dengan jadwal sebelum dan sesudahnya. Kalau kamu jam 8 pagi makan, jangan jam 2 siang sudah makan yang ketigakalinya.

Stroke, jantung, diabetes, radang sendi, varises, hipertensi, bahkan kematian di usia muda adalah efek dari obesitas. Untuk itu perlu adanya ABC perubahan perilaku untuk hidup lebih sehat.
Adaptasi perilaku hidup
Biasakan seimbang
Cek berat badan

Membahas tentang penglihatan, mata sebagai jendela dunia. Jadi, harus banget kita jaga kesehatannya, Ges. Buat kamu yang matanya masih normal, jaga kesehatannya, Ges. Mungkin kamu suka berpikir, pakai kaca mata itu keren, ya. Omaygat! Enggak sama sekali, kecuali yang kamu maksud adalah kaca mata untuk gaya, ya!

Di seluruh dunia ada 285 juta orang dengan gangguan penglihatan. Angka itu gabungan dari kebutaan dan low vision. Low vision itu gangguan penglihatan sedang. Di Indnesia sendiri ada 6.4 juta penderita low vision, dan 1.6 juta blind. Gangguan penglihatan bisa dicegah dengan menentukan berapa lama durasi kita menatap layar komputer atau ponsel.

Penyakit tidak menular bisa dicegah dengan CERDIK.
Cek kesehatan secara teratur
Enyahkan asap rokok
Rajin olahraga
Diet seimbang
Istirahat cukup
Kelola stress

Tempat-tempat ini harusnya sudah bebas dari asap rokok, bukan malah disediakan spot khusus untuk merokok, seperti yang sering kita temui di sudut-sudut luar pusat perbelanjaan.
  1. Fasilitas pelayanan kesehatan
  2. Tempat belajar mengajar
  3. Tempat anak bermain
  4. Tempat ibadah
  5. Angkutan umum
  6. Tempat kerja
  7. Tempat umum


Setelah membaca tulisan ini, ayo-ayo kita jaga diri kita. Biarkan orang lain, yang penting kamu mau memulainya sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiapan Dana Pensiun Untuk Pekerja Lepas

Beberapa waktu lalu berkunjung ke rumah Pakdhe (sebutan untuk kakak laki-laki dari orang tua dalam bahasa Jawa), sedikit banyak bercerita, bertukar kabar, pandemi membuat segalanya terbatas, sapaan dalam jaringan tidak bisa menggantikan. Obrolan mengalir lancar, sedikit ejekan pun tak terlewat, Pakdhe yang satu ini sudah lanjut usia, namun jiwanya tetap muda, bisa mengikuti ritme kerabat yang seusiaku, nyaman untuk berbincang dengan beliau, mungkin salah satu faktornya adalah kehidupan masa tuanya yang tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa. Beliau aman secara finansial, dan lingkungan keluarga yang cukup harmonis.

MiAccount, Satu Kendali di Ujung Jari

Sembilan Juni dua ribu dua puluh dua, jam 10:00 WIB aku ada di ruang temu Microsoft Teams bersama teman-teman blogger yan g kece, kita gathering MiAcc ount dan Halodoc. Hmmm. Enggak jauh dari dunia Kesehatan, kan, pastinya. Webinar kali ini temanya, “Manulife Hadirkan MiAccount dan Tingkatkan Layanan Kesehatan Nasabah dengan Halodoc”.

Yang Baru di Situs Sekretariat Kabinet

Sekretariat kabinet, lembaga negara setara kementerian ini punya peran yang sangat penting. Dia kedudukannya di bawah Presiden dan bertanggung jawab langsung ke Kepala Negara. Tugas dari Sekretariat Kabinet itu memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabinet pada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan.