Satu tahun lalu, aku menjelajah satu kota di Jawa Tengah yang punya stasiun Tawang. Selama 4 hari di sana bareng beberapa teman ala-ala backpacker tanggung, karena masih ada rasa ingin ala koper. Hahaha. Tiba di malam hari, langsung ke penginapan. Kesan pertama sampai sana adalah kota yang cukup nyaman dan membingungkan. Nyaman karena mau ke mana-mana rasanya enggak jauh, membingungkan karena banyak jalan satu arah. Yak, jarak dekat jadi terlihat jauh, suka lama menunggu transportasi online karena harus memutar dahulu untuk menjemput kami.
Kota ini punya banyak banget lokawisata, yang buatan pemerintah saat ini maupun peninggalan sejarah. Siang dan malam sama saja, ramai dan banyak penjaja makanan. Wisata-wisata di kota ini hampir semuanya sudah terkenal, enggak perlu tunggu liburan, hari biasa pun banyak wisatawan dari luar kota.
Wisata yang kekinian salah duanya ada Eling Bening, lokasinya gunung gitu, eh, bukit, sih, di ketinggian, ada tempat makan, kolam renang, spot fotonya bagus-bagus. Umbulharjo, itu sumber air panas yang dibuat kolam renang bersusun, spot fotonya juga banyak asal jeli. Enggak cuma anak muda yang datang ke lokasi itu, tapi lebih banyak keluarga kecil. Entah mereka berasal dari dalam atau luar kota, yang pasti semua terlihat bahagia dan menikmati.
Eling Bening |
Umbulharjo |
Lokasi bersejarah, aku ke Lawang Sewu, Benteng Pendem, juga kota Lama. Kota Lama tepat di seberang stasiun Tawang, betul-betul aroma kota Lama. Bangunan di sana masih nuansa masa lampau, terasa sejarah masih dirawat di sana, ada beberapa bagian dengan hiasan mural. Bangunan yang terlihat tua namun tidak renta, gagah berdiri seolah berkata "Kami ada untuk mengingatkanmu tentang arti perjuangan."
Kenapa perjuangan? Karena masa kini ada tersebab masa lalu, ada hal yang diperjuangkan dan diusahakan hingga mencapai saat ini. Jangan pernah hilangkan jejak demi tidak berkembangnya pembodohan. Benteng pendem, lokasinya agak horor terlihat usianya sudah sangat lama. Tapi dijaga oleh aparat pemerintah hingga kini masih bisa kita nikmati.
Lawang Sewu |
Lawang Sewu, bangunan bertingkat yang punya ruangan khusus di bawah tanah. Terlihat kokoh namun dingin, ramai tapi terasa sepinya. Pintu-pintu tinggi dan sunyi, buat aku berpikir apa ya pesan yang ingin disampaikan? Mungkin tentang persatuan, atau tentang kekuatan yang besar.
Pengin kembali lagi ke sana dan mejelajah kota lain demi menambahkan wawasan dalam mencintai NKRI. Apa hubungannya? Iya, dengan mengetahui tentang Indonesia, bisa membuat kita semakin tahu dan mendalami. Pariwisata itu bukan sekadar hiburan atau pemuas batin, tapi lebih dari itu.
Contoh kecil, dengan sektor pariwisata yang digenjot itu artinya membutuhkan peran semua pihak, terutama masyarakat di sekitar lokasi wisata. Mereka harus bekerja sama untuk membangun wisata di daerahnya. Semua keahlian bisa bergabung, mulai dari menyediakan fasilitas penginapan, transportasi, rumah makan, makanan khas, sampai produk-produk lokal sebagai kenang-kenangan.
Hal seperti itu terlihat sepele, tapi sangat berpengaruh dalam menjaga NKRI. Singkatnya gini, sebuat tempat wisata kalau enggak dikelola bersama enggak akan baik ke depannya, entah hancur atau maju tetapi banyak yang dirugikan. Kebersamaan masyarakat melestarikan budaya dan menjaga kekayaan daerahnya, sudah bisa disebut mencintai dan menjaga NKRI.
Berapa kali kasus budaya kita diakui bangsa lain? Lalu, kita hanya marah dan protes tanpa mau melestarikannya. Katanya malu menari tarian daerah, tapi marah ketika ada yang mengakui tarian salah satu daerah di NKRI. Maunya makan yang kebarat-baratan, malu makan makanan khas Indonesia, tapi marah ketika ada negara lain yang mengakuinya.
Menjaga NKRI bukan tugas kamu atau dia, tapi tugas kita. Bukan lagi perang, atau pegang senjata berat, tapi dengan cara apapun. Setiap incinya adalah kita, adalah napas kita. Jangan hanya sekadar menikmati tapi juga sayangi dan jaga Indonesia, bawa Indonesia ke mata dunia.
Maerokoco |
iyes jalan2 dan jaga kebersihan juga bagian dari mencintai negeri ini ya
BalasHapusKenal Indonesia bukan dari satu sisi, makin jatuh cinta, dan makin sayang sama sesama.
BalasHapus