Langsung ke konten utama

Ikan Asin Harta Nusantara

(dokpri)

Kearifan lokal indonesia itu banyak banget, mulai dari nampi beras, numbuk padi, juga masak pakai bahan bakar kayu. Dalam bidang kuliner, Indonesia punya segudang kearifan lokal dari ujung Sumatera sampai ujung Papua, masing-masing daerah punya kearifan lokal. Misal wadah makan pakai cobek kecil, pakai daun jati atau daun pisang, lalu berbagai jenis sambal, lalapan, juga ikan asin.

Ikan asin ini sudah lama banget aku tahu, tapi setelah cek-cek di google aku baru tahu ternyata ikan asin di Nusantara sudah ada selama 13 abad. Goks enggak, tuh?! Kita tahu lah ya, ikan asin itu ada banyak banget, ikannya berbagai macam. Sejujurnya, aku makan, kok, ikan asin, tapi aku pemilih, ikan asinnya enggak boleh yang kelihatan buluk, enggak boleh baunya aneh, bentuknya bagus, dan dagingnya enak. 

Kenapa ribet?
Iyalah, karena ikan asin itu beda-beda, ada yang dagingnya enggak bagus, ada yang asinnya keterlaluan, ada juga jenis ikan asin yang kalau digoreng baunya enggak banget. Maklum, yak, sering cium aroma dapur tetangga. 

So, pas banget kemarin di Hari Kebangkitan Nasional ke-110 Sembutopia mengangkat kembali takdir kejayaan Indonesia salah satunya ikan asin. Kita enggak makan dan lihat langsung ikan asinnya, tapi pesannya adalah, NKRI punya harta yang belum dimanajemen dengan baik. Data sesungguhnya, Indonesia dengan 17.504 pulau 734 bahasa sudah pasti punya jejak kejayaan yang luar biasa dalam banyak hal, salah satunya warisan kuliner dan jelas tergambar dalam relief-relief pada candi di Indonesia.

Dari pelajaran Geografi waktu sekolah dulu kita tahu kalau Indonesia itu dilewati garis khatulistiwa. Daerah yang dilalui itu panas banget tapi punya kekayaan alam yang begitu banyak. Ada 14 negara yang dilewati garis khatulistiwa, Indonesia salah satunya. Padahal, ya kelihatan banget kekayaan kita, cuma kurang dikenalkan ke dunia luar dan pengolahan masih standar, juga pengelolaannya masih kurang tertata.

Contohnya, deh, Jepang terkenal dengan sushi, Italia dengan pizza, Thailand punya tomyam. Tapi, Indonesia enggak cuma satu menu aja, bukan makanan khas negara, tepatnya setiap daerah di Indonesia punya makanan khasnya masing-masing. Ada rendang, gudeg, soto, bakpia, palu basa, dodol, emping, kerupuk kulit, ikan asin, nah, balik lagi ke ikan asin. Hehehe.

Itu cuma yang terlintas di kepalaku saja, masih ada lagi ratusan makanan khas lainnya. Kalau lagi ke Serang Banten sepanjang wilayah pantai, kita bakalan mudah menemukan ikan asin, emping, jengkol, juga petai. Nah, ketemu ikan asin lagi. Hehehe. Ikan asin itu boleh banget dimakan, sering juga enggak apa-apa tapi dengan porsi yang benar. Bukan hanya ikan asin, ikan segar sekali pun makannya harus sesuai kebutuhan tubuh, enggak boleh berlebih, yang berlebih itu enggak baik, kan?

Buat yang suka ikan asin, selamat, kamu sudah melestarikan kekayaan kuliner Indonesia. Bapak Kafi Kurnia selaku Managing Director PEKA Consultant dan founder Sembutopia, sudah ke beberapa negara, dan di sana ikan asin jadi primadona. Beliau pernah makan pizza ikan asin, kalau di Indonesia pizza rendang. Hehehe. Jadi kita yang di Indonesia enggak boleh malu makan ikan asin. Biasanya, kan, kalau makan ikan asin itu dianggap enggak mampu beli daging segar, padahal ya, harganya hampir sama kalau beli kiloan.

Cuma, ya, namanya ikan asin, jarang banget yang beli kiloan, palingan bungkusan 1000 sampai 5000 rupiah di tukang sayur, kecuali yang untuk dijual lagi seperti di rumah makan. Pamor ikan asin di Indonesia sendiri sekarang ini masih terpuruk, bukan karena ikan asin itu kenapa-kenapa, tapi karena masih cukup tingginya rasa gengsi masyarakat untuk makan ikan asin. Padahal di Jepang itu ikan asin dianggap sebagai sumber rasa yang kelima, yaitu UMAMI. Suka lihat, kan iklan-iklan penyedap rasa sebut rasa umami?

Kalau di Indonesia ikan asin biasanya diolah langsung, utuh atau potongan kecil, sedangkan di Jepang ikan asin dihaluskan karena jadi bumbu tambahan pada makanan. Itali ikan asinnya dati ikan anchovy, sebenarnya lebih mirip teri, ya. Oh, ya, di Indonesia teri kayaknya paling laris, banyak menu yang pakai ikan asin teri, aku juga suka banget teri. Sekadar info, mungkin ada yang mau kasih sekilo. Hehehe.

(Ki-ka): Sandy Canester, Premita Fifi, Adya Novali, Fritz Simanjuntak, Iwan SJP, Kafi Kurnia, dan (maaf, aku enggak tanya namanya. Hiks) - (dokpri)

Bapak Fritz Simanjuntak yang merupakan pemerhati olahraga dan ahli komunikasi setuju bahwa Indonesia punya kekayaan alam yang luar biasa. "Indonesia makin ke timur itu makin cantik, makin indah, makin keliatan kekayaannya." menurut Bapak Iwan SJP yang seorang ahli komunikasi. Untuk jaga itu semua, kita harus bersama, gotong royong, harus saling menghargai, menghormati, dan cinta damai. 

Jadi, Temans, ikan asin itu bukan mencerminkan orang yang kekurangan, tapi sebenarnya ikan asin itu cara pada zaman dahulu untuk menyimpan daging ikan dalam waktu lebih lama. Kalau dihitung-hitung biaya produksinya lebih mahal dari ikan segar. Yuk, makan apa saja yang halal dan baik.


Komentar

  1. berarti sekarang harus bangga ya kak makan ikan asinn , secara sdh mendunia itu ikan asin.. jd penasaran pizza ikan asin kaya gimana ya rasanyaa...

    BalasHapus
  2. Aku suka ikan asin, tapi aku suka yg agak manis

    BalasHapus

Posting Komentar

Hola, siapa pun anda, terima kasih sudah mampir. Semoga anda membacanya dengan seksama dan dalam tempo secukupnya. Sila tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Sikap Teladan dari Perjalanan Karier Politik Mahfud MD

Mahfud MD (dok. Google) Melihat berita yang sedang hangat beberapa waktu ini, santer sekali nama Mahfud MD dikumandangkan. Bukan baru namanya aku dengar, beliau cukup hits di kalangan anak muda. Beberapa kali melihat tayangan pria kelahiran Sampang 13 Mei 1957 ini diwawancara atau mengisi sebuah acara, selalu kagum dengan caranya menyampaikan pesan. Beliau ini jujur dan berani dalam mengungkapkan atau membongkar kasus. Seru sekali, seperti sedang menonton film-film detektif. Tahun 2023, sebentar lagi menuju akhir tahun dan kita akan bertemu dengan 2024. Tahun di mana akan ada pesta rakyat terbesar, iya, pemilihan umum pemimpin negara. Hiruk-pikuknya sudah begitu terasa saat ini. Sejujurnya masih entah soal para bakal calon, masih belum bisa dipastikan siapa saja yang akan maju. Tapi satu yang pasti, hak suara harus tetap digunakan, cuma satu, tapi berarti besar. Salah satu bakal calon sudah diumumkan, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Siapa yang enggak tahu mereka? Sudah seperti

Begini Liburan yang Menakjubkan dan Nyaman

Enggak terasa kayaknya tahun baru 2017 baru kemarin, eh, sekarang sudah menjelang liburan akhir tahun, ya. Temans mau ke mana saja, nih? Sudah rencana liburan ke suatu tempat? Atau mau di rumah saja dan mengunjungi lokasi terdekat? Tapi pasti sudah banyak yang persiapan ke luar kota atau ke luar negeri. Kalau aku, sih, masih pilih liburan di dalam negeri saja, punya passport sudah dua tahun dan masih bersih. Hmmm. Bebas, ya, mau liburan di mana saja dan ke mana saja asalkan sama kamu, iya kamu. Uwuwuw.

Go Digital untuk Pesona Indonesia

Menjelang akhir tahun yang dipikirkan sebagian besar orang adalah menghabiskan jatah liburan bareng keluarga dan teman-teman. Bahkan, sudah ada yang persiapannya sejak beberapa bulan sebelumnya untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Hari gini, kan, kalau mau ngapa-ngapain pasti cek di internet segalanya yang dibutuhkan, mulai dari transportasi hingga akomodasi. Liburan itu enggak usah jauh-jauh, bisa ke provinsi sebelah, atau bahkan menjelajah tempat wisata baru di sekitar tempat tinggal.