Tiga dekade sudah Dompet Dhuafa (DD) ikut berperang dalam memperbaiki
ketimpangan sosial di Indonesia dan beberapa negara luar. Bukan waktu yang
sebentar dan sudah pasti tidak sedikit haling rintang yang telah dilalui DD
sebagai lembaga filantropi di Indonesia. Berdiri sejak 1993, yang bahkan daftar
para penyumbang pertama DD dipublikasikan dalam rubrik DD di halaman pertama
koran Republika edisi 2 Juli 1993.
Setelah DD berjalan sekitar satu tahun, Sekretaris Redaksi Bapak
Eri Sudewo yang mendapat tugas mengelola DD mengusulkan kepada Pimpinan
Umum/Pimpinan Redaksi Republika, Bapak Parni Hadi untuk dibentuk Badan Hukum
Yayasan dengan alasan agar mudah pengelolaannya.
Bapak Parni Hadi setuju dengan catatan:
1. Tidak menuntut kepemilikan aset Yayasan
2. Yayasan tidak dapat diwariskan
3. Nama Yayasan harus memakai Republika untuk kepentingan Sejarah
Disahkan oleh notaris H. Abu Jusuf, S.H. akta no. 41 tanggal 14 September 1994, sebuah badan hukum berbentuk Yayasan dengan nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), terpisah dari Republika.
Pendiri dan Pengurus YDDR sebagai berikut:
Ketua: Parni Hadi
Sekretaris: Eri Sudewo
Bendahara: Haidar Bagir
Pembantu Umum: Sutiono S. Ecip
Kedudukan para pendiri YDDR di Republika pada saat itu:
Parni Hadi: Pemimpin Redaksi
Haidar Bagir: Pemimpin Perusahaan
Sutiono S. Ecip: Wakil Pemimpin Redaksi
Eri Sudewo: Sekretaris Jenderal
Perjalanan dan Public Expose Dompet Dhuafa 2024 dijelaskan oleh
Bapak Ahmad Juwaini – Ketua pengurus YDDR dalam acara Indonesia Humanitarian
Summit – Dampak Besar Filantropi. Filantropi bukan hal asing di Indonesia, tidak
sedikit filantropi yang hadir untuk dapat berkontribusi dan memberikan dampak
baik bagi masyarakat untuk memcahkan masalah ketidakseimbangan sosial. Filantropi
bukan sekadar lembaga yang mengumpulkan dan menyalurkan dana, tetapi juga
menjadi lembaga yang memiliki upaya terorganisir untuk memberdayakan masyarakat
terutama para penerima manfaat.
![]() |
Bpk. Ahmad Juwaini - Ketua Pengurus YDDR |
Gerakan filantropi menjadikan Indonesia menerima sebutan
sebagai negara paling dermawan selama 7 tahun berturut-turut dari World
Giving Index (WGI) yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF).
Salah satu filantropi di Indonesia yang memiliki peran cukup besar adalah YDDR.
Sebagai lembaga filantropi islam, YDDR berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa
dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis dan wirausaha sosial
profetik. Wirausaha sosial profetik adalah kegiatan wirausaha sosial yang
dijalankan dengan menerapkan nilai-nilai sosial profetik, yaitu humanisasi,
liberasi, dan transendensi.
Tahun 2001 DD mendirikan layanan kesehatan cuma-cuma dan tanggal
8 Oktober dikukuhkan sebagai LAZ oleh Kementerian Agama RI. Berlanjut pada
tahun 2003 DD mendirikan lembaga pengembangan insani. Etos ID, lembaga
pengembangan insani yang pertama didirikan DD. Etos ID adalah program investasi
SDM melalui peningkatan dan pengembangan kapasitas serta integritas pemuda
dalam hal ini adalah mahasiswa sebagai penggerak Pembangunan daerah menuju
Indonesia Berdaya.
![]() |
Etos ID |
Bulan Juni, tanggal 16 di tahun 2011 DD mendapat pengakuan
sebagai Nazhir Wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan di tahun 2015 tepatnya
tanggal 10 Februari, DD mendapat pengakuan kembali dari BWI sebagai Nazhir Wakaf
Uang. Menyusul kembali status konsultatif khusus dari ECOSOC (Economic and
Social Council) salah satu badan PBB untuk DD tanggal 8 April 2016, dan
penghargaan Ramon Magsaysay Award Foundation tanggal 31 Agustus 2016.
Melanjutkan terus langkahnya, mulai tahun 2012 hingga 2023
DD mendirikan dan memperluas jaringan rumah sakit berbasis wakaf. RS Rumah Sehat
Terpadu yang berada di Jalan raya Parung KM 42, Desa Jampang, Kec. Kemang, kab.
Bogor, Jawa Barat menjadi RS pertama yang didirikan DD. RS RST ini tipe C
dengan layanan kesehatan Poli Spesialis, ICU, Ruang Operasi, Rawat Inap,
Farmasi 24 jam, IGD 24 jam, dan MCU. RS RST ini merupakan pengembangan dari Layanan
Kesehatan Cuma-cuma yang beroperasi sebagai poliklinik 24 jam dan masih ada
sampai saat ini.
Kurang lebih 5 tahun dari RS RST, yaitu tahun 2017 DD memperluas
jaringan ke RS Lancang Kuning di Pekanbaru, RS Griya Medika dan RS Aka Medika
Sribhawono di Lampung, RS Mata Achmad Wardi di Serang Banten, dan RSIA Sayyidah
di Jakarta. Terbaru pada tahun 2023 adalah RS Hasyim Asy`ari di Jawa Timur.
Sepak terjang DD dari awal didirikannya hingga sekarang
adalah berupaya mengambil peran kontribusi dalam tantangan kemiskinan di
Indonesia. Selama tahun 2024 DD menerima dana dari masyarakat dengan total Rp
379.277.085.219 yang berasal dari Zakat, Infak, Infak terikat, Kurban, Sosial Kemanusiaan,
dan Wakaf.
Penyaluran selama 2024 sebesar Rp 418.205.845.531 melalui
program yang ada, yaitu pendidikan, kesehatan, kurban, kemnusiaan, sosial
masyarakat, ekonomi, dakwah dan budaya, sosialisasi dan edukasi ZISWAF, hingga
operasional kantor.
Untuk penerima manfaatnya sendiri selama 2024 sebanyak
3.269.768 jiwa, yang jika ditotal sejak tahun 1993 hingga 2024 adalah sebesar
38.040.965 jiwa. Luar biasa, ya perjalanan DD selama tiga dekade di 38 provinsi
se-Indonesia dan 21 Negara di luar Indonesia.
DD sendiri ikut serta merespon isu-isu terkini seperti
tentang krisis pangan, pinjol, juga PHK. Untuk itu DD membuat program bagi
isu-isu tersebut, dalam isu krisis pangan DD meluncurkan Gerakan LAPOR LAPAR.
Utuk isu pinjol DD meluncurkan program MUFAKAT (Modal Usaha Bermanfat Untuk
Masyarakat) melalui Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya. Sedangkan, untuk isu
PHK, DD melalui INSTITUTE KEMANDIRIAN menguatkan program vokasi dan
pendampingan program kewirausahaan.
Kemiskinan struktural di Indonesia tidak dapat dipungkiri,
memang itu yang terjadi, dan hal ini tidak akan pernah habis pemberitaannya
yang bagi sebagian orang justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan
golongan. Besarnya dampak filantropi dalam pengentasan kemiskinan semoga bisa
menularkan kebaikan pada setiap individu.
Komentar
Posting Komentar
Hola, siapa pun anda, terima kasih sudah mampir. Semoga anda membacanya dengan seksama dan dalam tempo secukupnya. Sila tinggalkan komentar