Langsung ke konten utama

Merasakan Perawatan Satin Glow di id Beauty Clinic Jakarta

Pertama-tama aku mau mengucapkan selamat buat siapa pun yang sudah menemukan produk perawatan sesuai kebutuhan kulit wajahnya. Karena engak sedikit orang yang sulit mendapatkan produk atau perawatan yang cocok, kalau pun dapat, pasti pakai perjuangan ekstra, semacam mencoba berbagai merek dengan harga yang murah meriah sampai yang harganya bikin istighfar, pakai sudah jangka waktu bulanan tapi enggak kunjung ada perubahan. Atau menggunakan perawatan dari klinik kecantikan, oh, mungkin ada yang sampai putus asa dan pasrah “ya, udahlah, seadanya aja, aku lelah”.

Aku pribadi masih ada di tahap coba saja dulu semuanya yang sekiranya sesuai jenis kulit wajah dan dompet. Iri banget kalau lihat teman yang langsung cocok dengan produk di satu klinik, enggak sampai sebulan sudah kinclong. Aku sempat, ya, diajak ke klinik itu, tapi entah sepertinya enggak jodoh, karena selalu enggak ada waktu buat janjian. Hahaha. Sampai akhirnya ada seorang teman lain yang ikutan pakai produk dari klinik itu, eh, enggak cocok ternyata walau sudah pakai lebih dari sebulan. Hmm, baiklah. 

So, pernah perhatikan wajah artis di televisi  dan ketika bertemu langsung itu berbeda? Biasanya lebih imut gitu wajahnya, beberapa artis yang aku bandingin antara wajah dia di televisi dan lihat langsung, sih, gitu. Contohnya, nih, Nadia Saphira, tahu, kan? Yang jadi Milli di AADC The Series. Kalau lihat di televisi atau di media sosial itu, ya, biasa saja. Tapi pas lihat secara langsung, hmmm, itu mukanya mungil banget, mulus, kinclong. Enggak berubah dari zaman AADC The Series.

Aku ketemu Nadia tanggal 25 Maret kemarin di ulang tahun klinik kecantikan di bilangan Jakarta Pusat, namanya id Beauty Clinic. Klinik ini memang salah dua pemiliknya adalah Nadia Saphira dan Dian Sastro Wardoyo. Cocok lah, ya, wajah keduanya itu emang membentuk tulang wajah, tirus gitu enggak ada lemak di wajahnya.

Oh, ya, kenalan dulu, deh. id Beauty Clinic ini franchise dari ID Hospital yang ada di Korea Selatan. Satu-satunya RS yang didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan di negara tersebut. Jadi kalau mau operasi plastik di Korea, ya di sana yang sudah terjamin keamanan dan kuakitasnya. Kalau ada yang mau operasi plastik di id Hospital, nanti perawatan selanjutnya di id Beauty Clinic yang ada di Indonesia. Di Indonesia cuma ada dua, di Jalan Imam Bonjol 72, Jakarta Pusat dan satu lagi di Surabaya.

Konsep klinik ini, tuh, One Stop Aesthetic Clinic, di sini menyediakan perawatan untuk kulit, wajah, tubuh, dan rambut. Mesin dan teknik pengerjaannya selalu pakai yang terbaru di bidang estetik. Untuk produknya pun semua aman, terdaftar di BPOM dan FDA, pun sama dengan yang diaplikasikan di Korea. Pimpinan dokter dan pemilik ID Hospital Dr. Sang Hoon Park datang langsung dari Korea di hari itu, beliau memaparkan terkait id Beauty Clinic.

Dr. Sang Hoon Park (dokpri)

Untuk di id Beauty Clinic sendiri, Pimpinan dokternya itu Dr. Eddy Karta, SpKK. Beliau menyampaikan bahwa merawat kulit secara alami enggak kalah pentingnya seperti kita merawat kesehatan tubuh, biar hasilnya maksimal harus dilakukan secara rutin. Karena merawat kesehatan fisik itu jadi investasi juga. Nadia Saphira sendiri mengaplikasikan perawatan yang namanya ultherapy, ini, tuh perawatan yang pakai teknologi ultrasound non invasive yang meningkatkan system regeneraif tubuh untuk merangsang pertumbuhan kolagen dengan lembut dan alami. 

Dr. Eddy Karta, SpKK. (dokpri)

Kalau kalian mau punya wajah tirus kayak Nadia Saphira atau Dian Sastro, bisa pakai produk ID Plascosmetics yang Face Fit. Satu lagi, produk-produk yang digunakan ini semuanya dari tumbuhan, enggak ada yang dari hewan. Dan, insya Allah cocok buat segala jenis kulit, entah, ya, itu bisa keren banget.

Dan, aku cobain ID Satin Glow, prosesnya selama 1.5 jam sampai 2 jam, tapi enggak akan terasa, mungkin terasa lama kalau cuma menemani, ya. Pertama itu aku di-treatment dahulu sama Mbak Nur, beliau seru banget orangnya, selama perawatan itu ngajak ngobrol, terus jelasin di setiap tahapan dan bagaimana rasanya. Kalau sekiranya agak perih, dia pasti bilang, biar kita enggak kaget. Waktu alatnya menyentuh area hidung, Mbak Nur pasti bilang dulu sebelumnya.

Ruangan terapist (dokpri)

Oke, Satin Glow id Beauty Clinic itu gini tahapannya. Pertama, biasa bersih-bersih wajah dulu, cleanser dan scrub. Lanjut microdermabration yang permukaan alatnya itu berlian, jadi pas nyentuh wajah itu jadi kayak diamplas, terasa kasar, tapi enggak sakit, dia ngangkat sel kulit mati gitu.

Alat untuk microdermabration (dokpri)

Setelah itu pakai toner dan stem cell yang pengaplikasiannya itu spray, ini ada dua yang pertama biasa saja, yang kedua agak perih. Biasanya stem cell itu dari domba, tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, produk-produk di sini berasal dari tumbuhan. 

Ini Mbak Nur, terapist yang ramah sekali. (difotoin Dewi Nuryanti)

Lanjut ke serum oxygen, dari sini bisa laser dulu sama doker atau bisa juga masker dulu baru laser. Nah, kebetulan aku masker dahulu, baru kemudian laser sama Dr. Alexander Gotama. Sempat deg-degan juga aku bagaimana rasanya, dan ternyata, yaaa, persis kayak kena percikan kembang api, suaranya memang mirip raket nyamuk. Enggak lama, kok, sekitar lima sampai sepuluh menit, deh itu lasernya. Dari yang aku lihat pas giliran temanku, sih, ada 3 warna sinarnya, entah bedanya gimana, aku lupa tanya juga.

Ruang laser (dokpri)

Ini Dr. Alexander Gotama (difotoin Dewi Nuryanti)

Lanjut ke Mbak Nur lagi dipakaikan serum yang wangi bangeeet, serumnya ini asli dibawa dari Korea, aku pernah pakai produknya dalam bentuk travel pack, oleh-oleh dari Korea, wanginya nagih, jadi seneng cium-cium telapak tangan sendiri. Hahaha

Sehabis itu pakai after laser cream dan sunblock. Okesip, selesai. Terasa bedanya, aku enggak bohong. Cuma sekali saja terasa lebih halus gitu kulitnya, apalagi kalau rutin sebulan sekali, ya. Hmmm. Buat yang mau lebih uwu kayak Jan Ethes rang orang Korea, enggak perlu jauh-jauh ke Korea, ke id Beauty Clinic saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film: 90 Hari Mencari Suami

Gen, kalau membicarakan percintaan memang enggak ada habisnya, ya. Ada yang sedang mencari, ada yang hampir jadi, ada yang saling mempertahankan, ada yang saling bertahan, ada yang ditinggalkan pun meninggalkan, ada yang siap menghadapi, hingga ada pula yang tak pernah memikirkannya. Percintaan selalu ada saja sisi yang bisa diceritakan, diangkat menjadi sebuah film, seperti yang satu ini. dok. prime video Judul Series: 90 Hari Mencari Suami Tahun Rilis: 2024 Episode: 10 Produksi: Rapi Films Platform: Prime Video Asal Negara: Indonesia Sutradara: Sabrina Rochelle Kalangie Pemeran Utama: Michelle “Eli” Ziudith, Dion “Jay” Wiyoko, Oka “Dewa” Antara, Bhisma “Dimi” Mulia, Karina “Sandra” Salim, Sahira “Rosa” Anjani, Dominique “Vivian” Sanda, Ina “Emma” Marika, Maura “Lisa” Gabrielle, Leony “Bobby” Vitria Hartanti. Genre: Komedi Romantis Rating: 8/10   Berlatar keluarga Jawa, Eli yang menginjak usia 30 tahun sudah diuber untuk segera menemukan calon suami...

Festival Semesta Ramadan 1446H Dompet Dhuafa

Ramadan 1446H sudah di depan mata, enggak sampai satu bulan kita akan bertemu dengan bulan suci umat muslim di seluruh dunia. Iklan sirup di TV juga sudah keluar, semakin keren saja itu konsep iklannya, tahu kan sirup yang mana? Untuk menyambut bulan suci ramadan kita juga harus bersiap, iya mempersiapkan diri untuk bisa memaksimalkan ibadah di bulan suci tersebut, suasana ramadan yang selalu kita rindukan itu akan datang, entah kenapa bulan ramadan memiliki atmosfer yang sangat berbeda dari bulan lainnya. Salah satu lembaga yang dengan meriahnya menyambut bulan suci ramadan adalah Dompet dhuafa. Festival Semesta Ramadan Dompet Dhuafa dengan tema “Berzakat Kerennya Gak Ada Obat” . Acara ini dibungkus cukup menarik, menyajikan talkshow di tempat terbuka, dengan tenant makanan yang bisa dinikmati selama berjalannya acara. Trashic dari sekolah SMART Ekselensia dan Rampak Bedug dari Sanggar Yudha Asri menjadi pembuka acara sore itu. Berbeda dari biasanya, kali ini ada kegiatan bersama ...

PUBLIC EXPOSE DOMPET DHUAFA 2024

  Tiga dekade sudah Dompet Dhuafa (DD) ikut berperang dalam memperbaiki ketimpangan sosial di Indonesia dan beberapa negara luar. Bukan waktu yang sebentar dan sudah pasti tidak sedikit haling rintang yang telah dilalui DD sebagai lembaga filantropi di Indonesia. Berdiri sejak 1993, yang bahkan daftar para penyumbang pertama DD dipublikasikan dalam rubrik DD di halaman pertama koran Republika edisi 2 Juli 1993. Setelah DD berjalan sekitar satu tahun, Sekretaris Redaksi Bapak Eri Sudewo yang mendapat tugas mengelola DD mengusulkan kepada Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi Republika, Bapak Parni Hadi untuk dibentuk Badan Hukum Yayasan dengan alasan agar mudah pengelolaannya. Bapak Parni Hadi setuju dengan catatan: 1. Tidak menuntut kepemilikan aset Yayasan 2. Yayasan tidak dapat diwariskan 3. Nama Yayasan harus memakai Republika untuk kepentingan Sejarah Disahkan oleh notaris H. Abu Jusuf, S.H. akta no. 41 tanggal 14 September 1994, sebuah badan hukum berbentuk Yayasan dengan...