(dokpri) |
Onggy Hianata Chunnardy, Pak Onggy beliau biasa disapa, dari namanya terbayang fisik yang tinggi besar, ternyata tidak. Pak Onggy berpostur tubuh kecil, dengan tinggi rata-rata orang Indonesia, hampir setara denganku. Aku baru pertama kali mendengar namanya dan bertemu langsung dengan beliau tanggal 14 Maret lalu.
Sosok Pak Onggy semacam memiliki jasa yang luar biasa dalam perubahan hidup individu yang pernah mengikuti boot camp binaannya. A Life Changing Bootcamp, merupakan program pembinaan mental. Pak Onggy menyelenggarakan ini sejak 2003, dan hingga kini sudah memenuhi kebutuhan pembinaan mental ribuan orang dari 75 negara dari 5 benua.
Pria kelahiran Tarakan ini membangun program yang merupakan rasa terima kasih beliau atas apa yang telah didapat. Kebebasan waktu dan kebebasan finansial. Dulu, masa kecil hingga beranjak dewasa hidup serba kekurangan dan penuh perjuangan.
Aku salut banget sama semangatnya untuk terus maju, untuk bisa memiliki kehidupan yang layak dan nyaman. Beliau sudah merasakan jatuh bangun dengan usahanya di usia muda. Malu rasanya dengan diri sendiri, sampai saat ini belum menjadi apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Lima orang yang sudah merasakan efek dari boot camp Value Your Life, Mereka adalah 2 pasang suami-istri, Dra. Ary Hellya Kurniati, Apt dan Ir. Sudarmono Djoko Nugroho, Dr. Erry Gautama dan Dr. dr. Anggraini Dwi S., Sp.Rad.(K), dan Yulianto SE. Dalam hidup, setiap orang memiliki masalahnya masing-masing, dan kita semua diberikan akal untuk berpikir dan berusaha. Kembali, apakah bisa berpikir sehat, atau malah sebaliknya.
Pasangan pertama, Dra. Ary Hellya Kurniati, Apt dan Ir. Sudarmono Djoko Nugroho. Mereka pasangan yang sebelumnya tidak akur dan mempertahankan egonya masing-masing. Istri yang dari keluarga berada, mengenyam pendidikan tinggi dan kariernya bagus, merasa sombong, tidak membutuhkan laki-laki. Anak pertamanya laki-laki, selalu ditekan untuk mendapat nilai bagus di sekolah. Ibu yang selalu sibuk hanya memanja dengan uang.
Dra. Ary Hellya Kurniati, Apt dan Ir. Sudarmono Djoko Nugroho (dokpri) |
Hingga di suatu titik, ia mendapatkan kenyataan bahwa sang anak kecanduan pornografi. Kehidupannya yang jarang bertemu dengan orang tua, membuat dia mencari kesenangannya sendiri. Perceraian hampir terlaksana, tapi setelah ikut boot camp Pak Onggy selama 3 hari 2 malam, semuanya berubah. Rumah tangga beliau sehat kembali.
Pasangan kedua adalah Dr. Erry Gautama dan Dr. dr. Anggraini Dwi S., Sp.Rad.(K). Keduanya juga orang tua yang sibuk. Memiliki 3 orang anak, anak terakhir autis tapi tahun ini sudah di tahun terakhirnya kuliah. Dr. Anggraini merasa bisa mencari uang sendiri, memiliki karier bagus, sehingga tinggi lah egonya. Mirip-mirip dengan pasangan pertama yang merasa bahwa semua bisa diatur dengan uang. Nyatanya setelah ikut boot camp keluarga kembali harmonis, kini sudah memiliki cucu dari anaknya yang menjadi dokter juga.
Dr. Erry Gautama dan Dr. dr. Anggraini Dwi S., Sp.Rad.(K) (dokpri) |
Pak Yulianto, hampir bunuh diri karena putus asa dengan jalan hidupnya. Beliau hidup dengan ibunya, selesai sekolah ia memotivasi dirinya untuk mencoba buka usaha. Hal yang hampir dialami semua pengusaha akhirnya ia rasakan juga. Yup, kegagalan, enggak tanggung-tanggung, 200 juta harus ia pikirkan bagaimana mengembalikannya.
Yulianto, SE. (dokpri) |
Mengakhiri nyawa sudah hampir dilakukannya kalau saja ia tidak ingat bahwa ibunya adalah orang yang harus dia bahagiakan. Ia berpikir bahwa ibunya sudah membesarkan dan merawatnya dengan kasih sayang, kalau ia bunuh diti berarti sudah jahat kepada ibunya. Setelah ikut boot camp, Pak Yulianto menemukan jalannya, memiliki usaha dan kehidupan yang layak saat ini.
Aku terharu banget dengar cerita semua orang-orang itu. Mereka bisa mengubah pola pikir mereka, mengumpulkan serpihan-serpihan semangat, dan menjadi pribadi yang jauh lebih bernilai dan penuh cinta.
Boot camp selalu diselenggarakan di Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia. Ini luar biasa banget. Setiap peserta dikenakan tarif Rp 5.500.000 untuk keseluruhan berlangsungnya program selama tiga hari dua malam di Villa Renata. Ingin rasanya ikut boot camp, semoga bisa suatu saat nanti.
Bersama Bapak Onggy Hianata Chunnardy |
Kisah perjalanan hidup Pak Onggy ternyata dijadikan peluang oleh Fajar Nugros, maka dibuatlah film "Terbang Menembus Langit". Film yang akan tayang 19 April 2018 mendatang ini dibintangi oleh Dion Wiyoko dan Laura Basuki. Menceritakan perjuangan Pak Onggy sejak kecil di kampung halamannya Kalimantan Timur hingga ia dewasa.
Poster film Terbang Menembus Langit (dokpri) |
Merintis usaha di Surabaya, jatuh bangun dan segala kesulitan hidup dilaluinya bersama Candra Dewi. Ooowww, istri Pak Onggy namanya sama denganku. Baim Wong dan Delon Thamrin sebagai kakak Chun---panggilan Pak Onggy di keluarganya---sangat mendukung apa pun yang dilakukan sang adik. Keluarga yang hangat dalam kesederhanaan.
Film yang tak hanya berisi perjuangan Pak Onggy, tapi juga tentang persaydaraan yang kuat, juga semangat yang tak pernah usai. Sedih itu boleh tapi jangan berlarut, jatuh itu harus dan untuk bisa berdiri lebih kuat.
Foto bersama (dok. Febriyanti Rachma) |
Bootcamp ini berbeda dari motivasi yang biasanya ya Kaa.. Bagaimana dari Bootcamp ini manfaatnya banyak dirasakan oleh para peserta yang pada akhirnya membawa perubahan dalam hidup mereka.
BalasHapusKalau ada tiketnya boot camp, mpo mau ikutan ah. Terkadang hidup akan ada down, bangkit perlu dukungan
BalasHapusProgram motivasi yang unik, seperti memberi secercah harapan dengan pendekatan yg berbeda dari sharing motivasi lainnya
BalasHapusBootcamp ini menyebarkan suntikan motivasi ya, memang diri sendiri berhak untuk bahagia
BalasHapusseru bgt itu ceritanya,filmnya udah tayang belum. plg sk nonton film yang berlatar belakang tentang perjalanan hidup seseorang bs jd motivasi dan ada pelajaran yg bs diambil :D
BalasHapus