Foto oleh congerdesign dari pixabay |
Beberapa tahun lalu Aku enggak ngerti tentang kampanye 1000 hari pertama kehidupan, apa sih maksudnya? Kehidupannya siapa? Dan kapan?
Ternyata ini tentang kehidupan pertama manusia sejak masa
kandungan sampai usia 2 tahun. Masa penting untuk memaksimalkan asupan gizi
bagi perkembangan anak, terutama dalam mencegah stunting atau gangguan tumbuh
kembang pada anak. Berdasarkan data SSGI tahun 2019, angka stunting meningkat
pada rentang usia 6-23 bulan.
Padahal di rentang usia tersebut adalah periode pertumbuhan
pesat, lebih dari satu juta koneksi saraf dibentuk setiap detik. Berat badan
meningkat 4 kali lipat, tinggi badan juga sudah pasti meningkat.
Kenapa masalah gizi terus dibahas?
Karena ini menjadi sumber utama terhadap kualitas SDM di
masa mendatang. Sehingga kurang gizi akan menjadi masalah besar juga ke
depannya, apa sih dampaknya? Nah, ya stunting ini salah satunya, kurang gizi
juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit, hingga menurunkan produktivitas.
Saat anak masih bayi, Ibu akan memberikan ASI. Pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama, baru kemudian dikenalkan dengan MPASI. Dalam proses
menyusui, peran Ayah dan orang sekitar itu penting, untuk mendukung Ibu memberikan
ASI, supaya Ibu tetap semangat, karena proses pemberian ASI itu bukan hal yang
mudah. Begitu berdasarkan cerita para Ibu di sekitarku.
Setelah usia 6 bulan, mulai diberikan MPASI atau makanan pendamping
ASI. Sering banget lihat postingan para Ibu yang punya bayi membuat MPASI, luar
biasa kagum Aku dengan mereka, kreatif sekali setiap hari pasti ganti menu, Adapun
yang berganti menu di setiap waktu pemberian MPASI. Aku lihatnya saja sudah
pusing, kalau ada banyak bahan, bingung mau bikin apa. Hahaha.
Nah, ternyata banyak juga orang tua yang lebih banyak
membeli makanan matang untuk dikonsumsi keluarga, buka membeli bahan mentah
atau pangan bergizi. Kalau diperhatikan memang betul juga, anak-anak balita
saat ini lebih banyak mengonsumsi makanan tidak sehat, dan minuman berpemanis.
coba deh, walaupun minum susu, pasti mereka memilih minuman dengan rasa
buah-buahan, bukan susu murni, dan minuman lain yang tampilannya sudah pasti
sangat menggoda. Hal ini sebenarnya menjadi kebiasaan dari si orang tua, apa
yang orang tua makan, anak juga akan mengikutinya.
Oh, ya. Dahulu mudah sekali menemukan poster 4 sehat 5 sempurna, di sekolah bahkan ada di setiap ruang kelas, di buku pelajaran juga selalu ada, tapi sekarang rasanya sulit sekali ditemui poster itu. Apakah harus kembali disebar poster tersebut di area publik? Supaya Kembali sadar konsumsi 4 sehat 5 sempurna.
Foto oleh gurkanerol dari pixabay |
Balik ke MPASI, pemberiannya itu tantangan banget, harus
beragam, sekalian cari tahu kesukaan si anak tuh apa. Makanya Aku salut seperti
yang Aku katakan di atas, enggak mudah untuk menentukan menu MPASI dengan gizi
seimbang. Sudah gitu, MPASI enggak boleh ditambahkan gula dan garam, biasanya
DSA atau ahli gizi akan menyarankan penggantian gula dan garam itu dengan bahan
alami seperti manisnya buah dan asinnya keju.
Foto oleh RitaE dari pixabay |
Setiap kali makan, bukannya pilih-pilih karena belagu, tapi
karena harus pilih makanan yang bergizi. Konsumsi buah dan sayur itu penting
banget, jenisnya kan juga banyak, ya jadinya bisa gentian setiap hari supaya
enggak bosan. Makanan dengan kadar GGL tinggi harus dihindarkan, jangankan
untuk bayi dan anak, untuk orang dewasa saja ada aturannya, bahkan harus
mengurangi di kondisi tertentu. Rajin olahraga atau banyak aktivitas fisik juga
perbanyak minum air putih. Akan semakin seru lagi kalau punya kegiatan Bersama keluarga,
berkemah di akhir pekan misalnya. Hehehe.
Semangat sehat untuk kita semua!
Komentar
Posting Komentar
Hola, siapa pun anda, terima kasih sudah mampir. Semoga anda membacanya dengan seksama dan dalam tempo secukupnya. Sila tinggalkan komentar