Beberapa waktu lalu berkunjung ke rumah Pakdhe (sebutan untuk kakak laki-laki dari orang tua dalam bahasa Jawa), sedikit banyak bercerita, bertukar kabar, pandemi membuat segalanya terbatas, sapaan dalam jaringan tidak bisa menggantikan. Obrolan mengalir lancar, sedikit ejekan pun tak terlewat, Pakdhe yang satu ini sudah lanjut usia, namun jiwanya tetap muda, bisa mengikuti ritme kerabat yang seusiaku, nyaman untuk berbincang dengan beliau, mungkin salah satu faktornya adalah kehidupan masa tuanya yang tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa. Beliau aman secara finansial, dan lingkungan keluarga yang cukup harmonis.
Beliau menjadi panutan untuk urusan kehidupan, beliau bijak,
ramah, pendengar yang baik pun. Siang itu, beliau mendapat telepon dari
seseorang, tidak lama karena Pakdhe langsung mengatakan, “Nanti tak telepon
lagi, ya, Mas. Sedang menerima tamu ini di rumah.” Kemudian sambungan telepon
dimatikan dan ponselnya diletakkan di atas meja.
Langsung beliau menceritakan tentang si penelepon, yang ternyata ia adalah seorang rekan kerjanya dahulu. Kesimpulan dari ceritanya, rekan tersebut sudah beberapa kali meminjam uang padanya, untuk kebutuhan harian, uang yang ada semakin menipis dan tak punya pemasukan lagi, hanya sekadarnya jika diberikan oleh anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Padahal sesama pensiunan, tapi kehidupan mereka jauh berbeda. Aku tidak begitu paham, apakah mereka dapat uang pensiun, ataukah mereka hanya mendapatkan uang pesangon saja, dan bagaimana sistemnya.
Aku jadi berpikir, pada masa tuaku nanti, bagaimana, ya,
kehidupanku?
Apakah Aku akan seperti Pakdhe, atau seperti temannya itu?
Kemudian mengingat, sudah berapa uang yang kudapatkan dan
bablas begitu saja untuk membeli keinginan, bukan kebutuhan.
Ah, sudah terjadi, seharusnya mulai sekarng Aku pikirkan, karena seharusnya memang lebih cepat, sedari dini. Memang usiaku masih muda, masih usia produktif, jauh sekali untuk mencapai usia pensiun, tapi perencanaan justru harus dimulai sejak dini, kan?!
Lalu terpikirkan lagi, kalau bekerja sebagai karyawan perusahaan, iya bisa mulai atur keuangan untuk persiapan pensiun, atau ada dana pensiun dari perusahaan tempat bekerja. Lha, terus kalau yang kerjanya tidak terikat perusahaan, atau pekerja lepas, bagaimana ini? Pusing lagi memikirkan si dana pensiun.
Teman Pakdhe ini membuatku berpikir banyak, seharusnya dia dan banyak orang usia produktif mulai memikirkan hari tua, tentang dana pensiun. Bagi mereka yang sadar tidak akan mendapatkan dana pensiun dari perusahaan, sebaiknya mulai mendaftarkan diri dan tergabung dalam DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana pensiun itu ada 2 jenis, dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Fungsi keduanya sama, yang berbeda adalah kepesertaannya. DPPK pesertanya adalah para karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan bersangkutan. Sedangkan DPLK pesertanya adalah pihak eksternal atau non-pegawai, jadi bisa individu.
Ada satu DPLK yang Aku tahu, nih, DPLK Manulife Indonesia yang merupakan badan hukum milik PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Dana pensiun harus terdaftar secara hukum, dan DPLK Manulife Indonesia sudah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan, No. KEP-231/KM.17/1997, tanggal 5 Agustus 1994.
Hingga akhir 2020, DPLK Manulife Indonesia diikuti oleh
lebih dari 570.000 peserta dan 2.300 perusahaan.
Wooowww!
Apakah kawan-kawanku sudah ada yang terdaftar menjadi bagian dari DPLK Manulife Indonesia?
Semua orang pasti pengin masa tuanya dilewati dengan kebahagiaan, kedamaian, dan merasa tenang, terutama dari masalah keuangan. Pasti ingin liburan bersama pasangan, menikmati indahnya hari tua bersama, mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, secara mandiri tidak bergantung pada pemberian anak dan cucu.
Biasanya ketika usia lanjut, masalah terbesar adalah menurunnya kondisi kesehatan. Ketika masih bekerja, mungkin urusan kesehatan ditanggung perusahaan, atau masih banyak uang yang bisa dihasilkan, tetapi jika sudah pensiun, urusan ini menjadi tanggung jawab kita sendiri, dana pensiun harus aman untuk bisa mengatasi kondisi kesehatan yang mulai menurun.
#DPLKManulife Indonesia hadir untuk membantu memudahkan
keluarga Indonesia menyediakan solusi perlindungan hari tua guna membantu
keluarga Indonesia meraih hidup yang #semakinharisemakinbaik serta memudahkan
dalam mengambil keputusan finansial.
Ternyata inilah perbandingan jumlah antara populasi menua
dan populasi orang usia kerja yang dapat mensupport pensiunan.
(dok. Manulife Indonesia) |
(dok. Manulife Indonesia) |
Data dari United Nations – World Population Prospect 2019 menyatakan bahwa populasi yang menua di setiap negara itu meningkat, sedangkan populasi orang usia kerja yang dapat mensupport pensiunan cenderung berkurang, perbandingan angkanya cukup jauh.
DPLK Manulife Indonesia menghadirkan satu program dana pensiun individu yang namanya MiGolden Retirement. MiGolden Retirement, program pengelolaan dana pensiun dari DPLK Manulife Indonesia yang dirancang sebagai persiapan solusi keuangan kita di masa keemasan.
Untuk para pekerja lepas yang ingin mempersiapkan hari tua
penuh kebahagiaan bisa gabung di DPLK Manulife Indonesia. Pekerja lepas
keuangannya tak menentu, jika dapat pemasukan yang lebih banyak dari biasanya,
baiknya digunakan untuk perencanaan masa depan, jangan menaikkan gaya hidup,
pengeluaran tidak boleh ikutan naik, harus konstan, jadi ada lebih banyak uang
yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain, terutama investasi dan dana
pensiun.
Kenapa kita harus punya dana pensiun?
Lansia itu rentan sekali terkena penyakit kritis, biaya pengobatan pun semakin mahal. Sebisa mungkin tidak membebankan anak dan cucu, mampu membiayai kebutuhan secara mandiri. Lansia rentan jadi orang terlantar, karena biasanya anak sudah memiliki keluarga sendiri dan punya kebutuhannya sendiri, sehingga orang tua menjadi tidak mendapatkan perhatian.
Sejak pandemi, sebanyak 88% dari total 519 responden di Indonesia pada Manulife Asia Care Survey menyatakan bahwa perencanaan masa pensiun kini semakin penting. Tujuan dari dana pensiun adalah agar memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saat tidak produktif dalam bekerja, jangan sampai proses pengumpulan dana ini berhenti di tangah jalan, segala impian masa pensiun yang indah dan bahagia bisa jadi hanya sekadar impian.
Hari menjelang sore, Aku pamit pulang dari rumah Pakdhe, dan
melanjutkan memikirkan konsep masa tuaku nanti.
Sumber:
Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
https://www.manulife.co.id/id/artikel/dana-pensiun-apa-gunanya-dan-gimana-caramengumpulkannya.html diakses tanggal 17 Desember 2021
https://www.manulife.co.id/id/artikel/pahami-risiko-mencairkan-dana-pensiun-terlalu-dini.html diakses tanggal 17 Desember 2021
https://www.manulife.co.id/id/artikel/6-langkah-siapkan-tabungan-hari-tua-untuk-pensiunsejahtera.html diakses tanggal 17 Desember
2021
Komentar
Posting Komentar
Hola, siapa pun anda, terima kasih sudah mampir. Semoga anda membacanya dengan seksama dan dalam tempo secukupnya. Sila tinggalkan komentar