Lagi, Aku sampaikan info tambahan terkait salah satu lembaga yang bersumber dari dana zakat, sedekah, infak, dan wakaf. Yup, Dompet Dhuafa, lembaga ini memberdayakan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis dan wirausaha sosial profetik. Sistem berkeadilan digunakan untuk mewujudkan masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal.
Dompet Dhuafa punya program-program dan layanan yang bertujuan menyadarkan masyarakat untuk tidak takut berbagi terhadap sesama, kapan pun, dan di mana pun. Makanya Dompet Dhuafa mengusung tema “Jangan Takut Berbagi” menyambut Ramadhan 1440H tahun ini, iya, sebentar lagi kita sudah mau masuk bulan puasa. Waktu kayaknya cepat banget, ya, hmmm, apa aku yang kelamaan jalannya???
Lanjut ke jangan takut berbagi, di balik apa-apa yang dilakukan Dompet Dhuafa, ini enggak lepas dari peran para donatur yang sudah percaya terhadap pengelolaannya. Harus banyak, ya, kalau mau donasi? Cuma orang-orang kaya saja, ya, yang bisa jadi donatur? Eitsss, tidak, Kawan, tidak ada ketentuan itu, yang penting ikhlas berapa pun besarannya. Kita juga bisa milih mau donasi ke program yang mana, jadinya lebih jelas tersalurkan buat apa.
Ada, nih, donatur yang awalnya itu sepasang suami istri. Setiap akhir pekan, beliau ikhlas memberikan pengajaran untuk warga setempat yang butuh, kayak anak yatim piatu atau dhuafa. Setiap berkunjung ke daerah-daerah, beliau mencari anak yatim yang butuh bantuan, beliau sekolahkan. Beliau adalah Alm. Prof. Drs. Amir Radjab Batubara dan istri.
Beliau orang yang cukup disegani, makanya banyak donatur yang percaya. Tahun 2005 tanah dan gedung milik beliau di Karawaci diwakafkan melalui Dompet Dhuafa, tanggal 21 Maret kemarin Aku mengunjungi lokasi ini, namanya Institut Kemandirian yang didedikasikan untuk memberikan pendidikan keterampilan bagi kaum dhuafa. Lembaga ini sangat membantu bagi kaum muda dari kalangan dhuafa dan juga yang masih jadi pengangguran yang belum tersentuh bantuan dan program kemanusiaan.
Institut Kemandirian ini menyediakan enam bidang pelatihan kerampilan. Ada kelas komputer/IT/desain grafis, kelas teknisi handphone, kelas fashion dan desain, kelas salon muslimah, kelas pangkas rambut pria, dan kelas otomotif sepeda motor. Untuk setiap kelas waktu belajarnya ada yang satu bulan dan ada yang tiga bulan. Kelas masuk setiap hari, dari Senin sampai Jumat pukul 08:00 WIB sampai 16:00 WIB.
Kelas keterampilan komputer/IT/desain grafis (dokpri) |
Kelas keterampilan teknisi handphone (dokpri) |
Abdul Aziz di kelas keterampilan fashion & design (dokpri) |
Kelas keterampilan salon muslimah (dokpri) |
Kelas keterampilan pangkas rambut pria (dokpri) |
Nah, setelah masa pelatihan mereka selesai, terus gimana? Apa sudah selesai begitu saja? Jawabannya, enggak. Setelah masa pelatihan selesai, mereka akan magang dahulu, bebas di mana saja, seringnya, sih, di mitra Dompet Dhuafa. Kemudian ada yang namanya bakti sosial, nanti hasil kerja mereka selama pelatihan itu dijual. Dompet Dhuafa tetap memberikan pendampingan hingga mereka bisa mandiri. Walau sudah mandiri nantinya lembaga tetap mengadakan sharing sebulan sekali.
Pendaftar di Institut Kemandirian ini banyak, tapi semua melalui proses seleksi. Adi salah satu yang lolos seleksi, berasal dari Garut dan sudah menginjak bulan kedua di sini, ia mengambil keterampilan otomotif sepeda motor. Saat Aku tanya tahu dari mana tentang lembaga ini, dengan malu-malu Adi menjawab bahwa ia tahu dari pamannya.
Aku tanya-tanya, dan hmmm... ternyata pamannya Adi pernah belajar juga di sini dengan mengambil kelas keterampilan yang sama. Sang Paman sudah bekerja di perusahaan otomotif, jadi Adi juga ingin bisa memiliki pekerjaan yang layak seperti pamannya. Sukses, ya, buat Adi.
Senang banget rasanya bisa datang langsung ke lembaga yang berdiri di atas lahan seluas 2000 meter ini. Enggak cuma tahu bahwa ada program pemberdayaan seperti ini, tapi sejujurnya Aku jadi semakin bersyukur atas segalanya yang sudah Allah kasih sampai detik ini.
Mereka saja masih mau berusaha, mereka mau mandiri, lalu, apa lagi alasan Aku untuk bermalas-malasan. Mereka seharusnya bisa menginspirasi kita yang mungkin lebih beruntung, menjadi pelajaran berharga, bahwa memang benar Allah enggak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubahnya sendiri.
Hei Kamu, sudah punya rencana apa untuk hari ini dan esok?
Komentar
Posting Komentar
Hola, siapa pun anda, terima kasih sudah mampir. Semoga anda membacanya dengan seksama dan dalam tempo secukupnya. Sila tinggalkan komentar