Difoto: Kurnia Amelia |
Kunjungan Lapangan Tematik 2018, kemenkes memilih lokasi di Gorontalo, ya, Sulawesi Utara. Kalau di peta, Sulawesi itu seperti huruf K dan ada ekor di bagian atasnya. Nah, Gorontalo ada di bagian itu, satu laut dengan Filiphina dan Jepang, tinggal nyeberang, dan sampai. Hahaha. Tapi bukan itu yang mau aku sampaikan.
Jadi, KunLapTik selama kurang lebih 4 hari itu berjalan lancar. Hal paling utama yang diangkat sudah pasti kesehatan. Tanggal 16 Juli 2018 siang, rombongan menuju RS Hasri Ainun Habibie, ya, kami, Aku enggak sendirian, bareng 9 orang teman blogger, dan puluhan teman dari media. Menggunakan 2 bus dari dinas kesehatan Provinsi Gorontalo. Eits, Ibu Menteri dan jajarannya ada di mobil terpisah, hanya saja kami beriringan.
Seru banget liputan lapangan begini bareng Ibu Nila F. Moeloek, beda sama acara di Jakarta, KunLapTik ini terasa begitu dekat dengan Ibu. RS Hasri Ainun Habibie jadi lokasi kunjungan yang pertama dengan pendampingan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr. H. Triyanto S. Bialangi, M.Kes. Itu rumah sakit baru, beroperasi sejak 2013 dan sampai saat ini masih terus tahap pembangunan. Gedung yang sudah ada dan terpakai baru 1/3 bagian.
Namanya RS baru, jadi, ya, masih bersih banget juga kinclong. Pas datang ke sana ada 2 pasien yang sedang dirawat, entah kalau ada pasien di ruang rawat lain yang aku enggak ketemu. Sampai sekarang ada 17 dokter yang bertugas, dan ke depannya RS tersebut bakalan jadi RS Provinsi yang akan terakreditasi A, ya, RS tipe A.
Tepat di lobby RS ada beberapa miniatur bangunan, akan seperti apa nantinya bentuk RS itu. Kalau dilihat, sih, cukup luas dan besar cocok kalau dijadikan RS tipe A. Enggak butuh waktu lama di sana, rombongan melanjutkan perjalanan. Kali ini menuju SMK N 1 LIMBOTO. Sepertinya ini sekolah favorit kalau dilihat dari bangunan, kegiatan, dan cara penyambutan rombongan.
Mulai pintu masuk, kami disambut jajaran siswa di kanan dan kiri dengan seragam putih - abu-abu juga beberapa pakai pakaian adat berwarna ungu. Menuju gedung serba guna di sana, lokasi yang dijadikan para siswa untuk menunjukkan peragaan edukasi kesehatan oleh para siswa SMK dan Tim Pramuka Saka Bhakti Husada.
Siswi SMK N 1 Limboto menunjukkan TTD (dok. Pribadi) |
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek bersama Pramuka SMK N 1 Limboto (dok. Pribadi) |
Enggak cuma itu, misi kesehatan terhadap para siswi adalah pemberian TTD atau tablet tambah darah. Dari 100% remaja putri di Gorontalo, pembagian TTD baru 22,2% walau sudah mencapai target 20%. Untuk ibu hamil sendiri dari target 90% baru tercapai 20%. Total jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo itu 1.157.316 jiwa, sebanyak 96,66% sudah menjadi peserta JKN-KIS. Masalah kesehatan di Gorontalo masih jadi perhatian penting, karena selain perihal pemberian TTD, juga tingginya angka stunting balita 0-59 bulan masih di atas 20% pada tahun 2017.
Desa Haya-Haya menjadi lokasi kunjungan dengan masalah stunting. Jadi, di sana ibu-ibu diberi penyuluhan tentang asupan gizi pada balita. Mulai dari makanan sehari-hari yang sehat dan berganti menu. Sampai bagaimana seharusnya pertumbuhan anak yang normal. Setelah itu, ibu-ibu yang terpilih ini harus menyampaikan ke lingkungannya dan menularkan kebiasaan yang dia dapat dari pelatihan yang diberikan.
Masalah asupan gizi yang baik bukan hanya sampai usia balita, tapi masih terus berlanjut di usia sekolah. Sebelum Desa Haya-Haya, kami ke SDN 1 Kayu Bulan Limboto, pertama-tama aku suka banget sama lingkungannya, dekorasi sekolah sih tepatnya. Pas masuk itu dibuat hiasan dari botol plastik bekas dicat warna-warni, ada taman kecil juga dengan berbagai tanaman yang cantik.
Anak-anak SD ini bikin suasana seru, hebat lah para guru dan warga sekolah yang membantu menyukseskan kunjungan di sana. Temanya itu "Isi Piringku", mereka anak-anak SD ini diminta bawa bekal makanan dari rumah yang isinya sesuai standar Isi Priringku, yaitu makanan pokok 1/3 wadah, sayuran 1/3 wadah, lauk-pauk dan buah-buahan 1/3 wadah. Mereka makan bersama di hadapan kami semua. Senangnya lihat mereka makan dengan lahap, sebagian besar bawa lauk ikan, ya, secara Sulawesi kan memang di kelilingi laut.
Selain makan bersama, Ibu Menteri juga berdialog dan menyampaikan sedikit pesan. Kali ini, ada yang lebih seru, Ibu membawa tiga buah sepeda untuk dibagikan ke anak yang mau maju ke depan dan menjawab pertanyaan. Sempat ada kejadian lucu saat tanya-jawab, mungkin karena grogi jadi lupa jawabannya, tapi itu enggak mematahkan semangat murid yang diberi pertanyaan untuk menjawabnya.
(Tengah) Salah satu siswa yang menjawab pertanyaan dari Ibu Menteri dan mendapatkan sepeda. (dok. Pribadi) |
Setelah tablet tambah darah, isi piringku, dan stunting, masih ada satu lagi yang penting dalam rantai kesehatan. Imunisasi, ya, imunisasi dasar lengkap. Jadi, berikutnya ke Desa Iloponu, ini ada di rute pegunungan gitu, tapi panas juga, jalanya meliuk-liuk dan enggak ada sinyal. Di sini kami memyaksikan para Baduta (bayi di bawah dua tahun) memakai toga dan diwisuda. Yaaa, aku serius, mereka wisuda karena sudah memenuhi imunisasi dasar lengkap.
Imunisasi itu penting karena untuk menjaga kekbalan tubuh dari serangan virus. Memang imunisasi itu virus, tapi yang sudah dilemahkan, dimasukkan ke dalam tubuh supaya imun kita mengenali virus sejenis yang mungkin akan menyerang. Penyuluhan di Desa Iloponu ini didampingi juga oleh Nusantara Sehat, mereka dari dunia kesehatan yang mengabdi dengan memberikan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil, salah satunya, ya, Desa Iloponu di Gorontalo ini.
Selama Kunjungan Lapangan Tematik di sana seru banget, aku dapat banyak pengalaman dan informasi berharga. Kesempatan seperti ini buat aku banyak bersyukur dengan apa yang sudah aku miliki di diri ini dan sampai hari ini. KunLapTik Kemenkes berikutnya semoga bisa bergabung.
8 dari 10 tim blogger. (dok. Dudi Iskandar) |
Seru banget ya bisa ikut ke Gorontalo, yang lucunya program wisuda ini keren banget yes,,jadi orang tua lebih semangat memberikan anaknya imunisasi.
BalasHapus