Ini, nih, tulisan ke sekian aku tentang JFK/PRJ, kemarin-kemarin isinya infoin dalemannya JFK, racun-racun kebahagiaan yang ada di sana. Hahaha. Jakarta Fair itu kan sekarang yang ke-51, aku jadi kepikiran, deh, pameran yang rutin terlaksana ini dulu awalnya gimana, ya? Kapan dan kenapa, siapa yang usulin, dan sebagainya. Aku penasaran juga, karena tahunya Jakarta Fair ada setiap ulang tahun Jakarta.
Kali ada yang penasaran juga sama sejarah PRJ, aku tulis sedikit, lah, ya. Kan, mau libur lebaran di Jakarta Fair, masa seru-seruan di tempat yang kita enggak kenal asal-usulnya. Ya, kan, ya, kan, ehehehe.
Jadi, PRJ itu awalnya di tahun 1968, pengagasnya itu Bapak Syamsudin Mangan selaku ketua Kamar Dagang dan Industri saat itu. Awalnya sebagai ajang pameran untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri. Dari awal itu sudah ribuan UKM yang bergabung. Saat itu diresmikan Presiden Soeharto dan Gubernur Jakarta Bapak Ali Sadikin.
Pelaksanaannya 5 Juni - 20 Juli, itu pertama kali PRJ, namanya Pekan Raya Jakarta tapi pelaksanaannya selama satu bulan lebih. Dulu namanya Djakarta Fair disingkat DF karena masih pakai ejaan lama. Lokasinya juga bukan di Kemayoran, tapi di Monas. Yup, sebelumnya ada juga pameran tapi lokasinya menyebar, akhirnya Pemerintah DKI menyambut baik dan membuat pameran jadi berpusat di satu tempat, dipakailah Monas.
Ajang pameran yang terdapat pada Perda no. 8 tahun 1968 ini diadakan selalu lebih dari 30 hari, paling lama itu tahun 1969 yang digelar selama 71 hari. Tahun 2018 ini berlangsung selama 40 hari. Semakin tahun PRJ semakin berkembang, pengunjung dan perusahaan terus bertambah, lahan Monas hanya tujuh hektare, kayaknya makin sempit, yaaa, akhirnya pindah ke Kemayoran yang lahannya seluas 44 hektare, unch unch unch, luasnya berkali lipat, yes.
Tadinya, kan, sekadar pasar malam, lama-lama jadi ajang pameran dan bahkan se-Indonesia. Pelaksanaan PRJ di Monas hanya sampai tahun 1991, ya, jelas aku enggak pernah ke sana, wong baru lahir, dan di bulan yang sama dengan pelaksanaan PRJ, ini. Tahun 1992 barulah pindah ke Kemayoran.
Untuk perpindahan dari Monas ke Kemayoran juga disediakan shuttle bus dari lapangan parkir IRTI Monas. Kalau tahun ini yang aku tahu ada shuttle gratis dari stasiun kemayoran, beberapa kali lihat tapi aku belum coba dan belum tanya juga pintu mana saja yang dilalui. Selain itu juga tersedia bus Transjakarta koridor 2C yang rutenya Monas - PRJ, tambahan lagi PRJ 1 dengan rute PGC 1 - Jiexpo Kemayoran, PRJ 2 dengan rute Kampung Melayu - Jiexpo Kemayoran, dan PRJ 3 dengan rute Pulogadung 1 - Jiexpo Kemayoran. Pakai kereta juga bisa, turun di stasiun Kemayoran, lanjut shuttle atau angkutan konvensional dan online.
Kalau dilihat dari sejarahnya, JFK ini enggak akan pernah sepi pengunjung atau peminat, tahun ini saja setiap hari banyak orang datang. Aku sudah empat kali, ya, benar empat kali ke sana. Enggak pernah bosan karena saking luasnya, jadinya setiap datang mengunjungi bagian yang berbeda. Rencananya aku masih akan ke sana sekali atau dua kali lagi, masih ada yang belum terselesaikan ceritanya.
Oh, buat yang jarang ke sekitar Jiexpo atau baru pertama mau ke sana, aku infoin kalau keseluruhan ada 10, kalau naik Transjakarta akan masuk melalui pintu 2, kalau dari arah stasiun Kemayoran yang terdekat itu pintu 1 dan pintu 9. Pintunya banyak banget memudahkan yang datang dari berbagai penjuru.
Kamu, mau masuk lewat pintu mana?
Kamu, mau masuk lewat pintu mana?
Jadwal & HTM JFK 2018:
- Senin: 15:30 - 22:00 WIB / Rp 25.000
- Selasa - Kamis: 15:30 - 22:00 WIB / Rp 30.000
- Jumat: 15:30 - 23:00 WIB / Rp 35.000
- Sabtu, Minggu, & Hari Libur: 10:00 - 23:00 WIB / Rp 35.000
- 11 - 13 Juni: 10:00 - 23:00 WIB / Rp 35.000
- 14 Juni: 10:00 - 18:00 WIB / Rp 35.000
- 15 Juni: 14:00 - 23:00 WIB / Rp 35.000
- 16 - 20 Juni: 10:00 - 23:00 WIB / Rp 35.000
(dokpri) |
Kehebatan H mangan bisa bikin acara yang terus eksis sampai sekarang. Di sukai semua orang dan diskonnya lumayan besar
BalasHapus